Kamis, 30 Maret 2017

Interview Dengan Owner "Bali Swalayan"

Tulisan gue ini sebenrnya tugas kuliah sih, tapi pengen gue share. Ini adalah pengalamn gue wawancara sama owner sebuah mall. Agak dag dig dug sih di awal, tapi gue selalu santai. Semoga bermanfaat, cheers!



Hari Kamis, 30 Maret 2017 kami melakukan sesi wawancara dengan anak dari Pemilik Bali Swalayan. Bambang Suherman namanya. Beliau adalah anak dari owner yakni Budi Handoyo. Swalayan Bali cikal bakalnya berawal dari Pasar Johar tahun 1970, dengan nama Toko Bali. Kemudian berkembang dan pindah ke Pasar Ya’I Permai tahun 1980, lalu setelah itu pindah ke tempat yang sekarang dan menjadi tempat yang tetap sejak 15 Januari 1992. Nama “Bali Swalayan” awalnya waktu itu di era tahun 1970 Pulau Bali sangat terkenal dan nama Bali itu gampang, hanya terdiri dari 2 kata, jadi Budi Handoyo memberi nama tokonya “Toko Bali”  agar mudah diingat dan dikenal.
Barang yang dijual diawal berdirinya Swalayan Bali (waktu masih di Pasar Johar) adalah seprei, tas, handuk, shal, dan barang-barang tersebut masih dijual sampai sekarang. Factor tempat yang kecil ,membuat sang owner belum bisa berkembang dan hanya menjual barang-barang tersebut. Lalu setelah pindah ke Pasar Ya`I Permai Bali Swalayan sudah mulai bisa berkembang dan mengembangkan sedikit usahanya dengan menjual beberapa barang tambahan seperti dompet, koper, sabuk, lalu semakin banyak permintaan maka pindah lagi dan menetap di Jalan Gajah Mada Semarang  sampai saat ini.
Sang anak menjelaskan bahwa dia mengumpamakan Bali Swalayan ini adalah “Kancilnya Gajah”. Jadi, dalam era persainagn pasar moden seperti ini banyak bermunculan pembisnis-pembisnis besar. Pebisnis besar ini beliau ibaratkan “Gajah” (missal Hypermart, Paragon, Matahari,dll) , dan Bali Swalayan adalah “Kancil”-nya. Kancil dalam dongen adalah hewan yang cerdik, hewan yang pandai dan banyak akal. Beliau menjelaskan bahwa semua barang yang ada di dalam Bali Swalayan adalah barang yang dibeli sendiri, tidak ada sistem kontrak atau sistem sewa konter. Tidak menunggu sales suatu produk dating untuk menawari barang, tetapi langsung terjun ke tengkulak dan memilih sendiri barang yang akan dijual. Pembelian secara cash lebih banyak untungnya daripada beli dengan cicilan, karena dengan membeli cash beliau bisa meminta diskon yang cukup banyak untuk sekali transaksi. Kemudian dijual lagi dengan harga yang murah tetapi beliau tetap untung.
Bali swalayan terfokus menjual barang yang umum, tentu saja menyesuaikan target pasar dan menyesuaikan konsumen. Produk unggulan dari Bali Swalayan adalah tas, karena Bali Swalayan dari dulu terkenal dengan tasnya. Lalu produk unggulan selanjutnya adalah produk keramik seperti gift set, guci, dan coffe set. Barang yang lain hanya penunjang saja. Yang namanya usaha pasti keuntungan tidak stabil, itu yang dialami oleh Bali Swalayan. Ketika liburan atau momen tertentu penjualan menurun. Tetapi juga dalam momen tertentu penjualan di dalam Bali swalayan meningkat drastic.
Bali Swalaya saat ini memiliki 50 karyawan dengan 2 shift. Shift pagi-siang, siang-malam. Untuk mengelola karyawan, beliau mengadakan brifing setiap sebulan sekali, lalu sang owner juga selalu berada di dalam toko untuk mengawasi karyawan jadi ada interaksi dann ada keeratan antara karyawan dan beliau sang owner. Lebih dekat dengan pelanggan juga. Dengan cara seperti ini, karyawan akan lebih melayani dengan sepenuh hati. Bali Swalayan tidak menggunakan jasa marketing, managing, atau yang lainnya. Beliaulah yang mengatur semuanya dari mengatur karyawan, keuangan, barang, dan yang laiinya, tentunya dibantu keluarga dan kerabat. Selain menjual barang retail/satuan, Bali Swalayan juga melayani untuk penjualan skala besar/ partai.
Di akhir wawancara kami, beliau berkata , “Yang tekun. Tekun untuk selalu berusaha. Jangan patah semangat dan harus selalu memikirkan keuangan.” Beliau menekankan untuk selalu memikirkan keuangan karena jika pengelolaan uangnya baik, maka akan baik pula income yang kita dapat, dan beliau berpesan juga agar selalu berhemat dan menabung.

Banyak sekali pelajaran yang kami peroleh setelah mewawancarai beliau. Semoga apa yang kami peroleh dari sesi wawancara ini bisa kami terapkan saat ini atau dikemudian hari.


Owner Bali Swalayan, Bambang Suherman (Tengah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar