Rabu, 12 Juli 2017

Rental VCD Di Kudus, Apakah Masih Ada?

Saat teknologi baru berkembang dengan pesat, salah satu media yang paling terkenal untuk memutar video adalah Video Compact Disc atau biasa di sebut VCD. Hal itu menjadi peluang usaha bagi sebagian besar orang pada saat itu khususnya di Kudus, Banyak tempat penyewaan atau Rental VCD yang dengan mudah bisa kita temukan, baik yang menyewakan VCD original maupun bajakan. Kebetulan gue juga dulu waktu SD sampai SMP sering banget dateng ke penyewaan VCD dan DVD, dan gue nyewa lebih dari 2 film kadang lebih. Gue mugkin pelanggan setianya pada saat itu. Tempat penyewaan VCD favorit gue di jalan Bhakti, Burikan. Tempatnya masuk gang tapi nggak terlalu jauh sih.

Pada waktu itu emang banyak banget tempat rental VCD dan DVD di Kudus. Hampir disemua tempat ada Rental VCD dan DVD, bahkan di dalam kampung pun ada, VCD yang disewakan kebanyakan memang VCD bajakan, tapi tidak sedikit pula yang menyediakan VCD Original. Koleksinya sangat lengkap pada saat itu, banyak sekali pilihan untuk semua umur. Harga untuk setiap kepingan VCD yang disewakan sangat murah dan terjangkau sekitar 3rb sampai 4rb, mungkin itu juga menjadi faktor pendukung mengapa rental bisa ada dimana-mana.

Ciri khas yang utama tentu saja ada banyak VCD yang dipajang di etalase, tapi itu bukan VCD lengkap, itu hanya kotaknya saja, sedangkan kepingannya disimpan di tempat lain, kepingan VCD yang akan dibawa oleh penyewa mempunyai pembungkus khusus dari kertas tebal berwarna putih, jika sudah deal saja barulah barang tersebut akan dikeluarkan, dicoba dan akhirnya dibawa pulang.

VCD yang dipajang di etalase

Waktu minjem juga ada syarat dan ketentuan yang berlaku, waktu itu yang paling terkenal adalah dengan menggunakan tanda pengenal, bisa berupa KTP, KTM ataupun Kartu Pelajar dan tanda pengenal yang lain, bagi yang maniak banget termasuk gue dengan menyewa VCD, bisa di pastiin kebanyakan Kartu Pengenalnya menginap di Rental VCD haha

Dulu nih, habis minjem pasti nontonnya rame-rame. Di kelas, di ruang tamu bareng temen-temen, rasanya udah kayak di bioskop, selain ramai dan asik, kalau nonton bareng lebih ngirit, caranya ya iuran, nah ini nih yang isa membangun dan menambah rasa kebersamaan dan bisa jadi ajang bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Mantab dah pokoknya.

Biasanya kalau minjem VCD biasanya dikasih waktu 1 atau 2 hari, tapi bisa lebih lama lagi kalau semisal kita menyewa dalam jumlah yang banyak. Hal yang paling ngeri pada waktu minejm VCD ini ketika VCD yang kita sewa itu hilang atau terlambat mengembalikan, pusingnya tuh kaya mikirin tugas yang nggak kelar-kelar. Masalahnya bayar denda yang berat. Kadang kalau kita udah keterlaluan maksudnya bayar denda terus atau sering ngilangin VCD-nya, udah ngga dipercaya lagi buat boeh minjem di sana. Berat.

Yang paling sebel itu pas kita pengen nonton film itu, eee malah udah disewa sama orang lain. Ya gimana ya, rasanya kecewa banget karena nunggu orang minjem selesai itu kaya nunggu giliran haji. Terus kalau semisal VCD yang kita sewa ngga bisa diputer, sumpah kecewa banget. Rasanya susah dijelasin deh. Boleh sih dituker sama film yang lain, tapi kaya kecewa aja gitu, padahal itu film yang pengen ditonton dan malah ngga bisa diputer.

Waktu nulis tulisan ini, gue penasaran masih ada nggak ya rental VCD di Kudus. Akhirnya gue mutusin untuk muter-muter Kudus

1. Video Planet ( Jln.Gatot Subroto ruko belakang ramayana, Barongan, Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah )

Dulu waktu jaman SMP, kebetulan dulu gue SMP 1 Kudus, sering banget main ke sini. Main untuk minjem bareng temen-temen. Pokoknya dulu inget banget tiap jam les ataupun jam-jam kosong pasti nyuruh temen buat minjem VCD di sini dan nobar di kelas deh pakai LCD. Sekarang tutup dan jadi toko mainan.

2. Video Ezy ( Jl. Sunan Muria No.15, Glantengan, Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59313, Indonesia )

Seinget gue dulu Video Ezy tuh buka 2 cabang, yang 1 di sini emang yang 1 di Kaliputu kalau nggak salah. Waktu jaman SMA sekitar tahun 2016 ini tuh masih ada yang di Jalan Sunan Muria, entah sebab apa rental VCD ini tutup dan diganti oleh Mendem Duren yang sekarang.


3. Wira Baru ( Jl. Jend. Sudirman, Kramat, Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah )

Mungkin jarang yang tau kalau rental VCD yang satu ini. Tempatnya di sebelah Barat SD Cahaya Nur, sebelahnya persis. Atau kalau nggak buat temen-temen yang sering nongkrong di Es Jus Mbak Ita pasti tau deh. Kalau ngga tau ya berarti kurang memperhatikan hehe. Tapi sayang, sudah tutup. Padahal terakhir kali tahun 2016 masih buka walaupun sepi pengunjung.

Ketiga tempat itu semuanya sudah tutup. Mungkin karena faktor pelanggan yang sudah mulai jarang pinjem ke situ, dan mungkin karena semakin pesatnya kemajuan IT jadi ya semakin mudah akses untuk menonton film.

Tapi yang gue bingung, masih ada loh toko rental VCD yang masih buka dan filmnya juga update terus! Sekut banget! Gue sih setengah ngga percaya, dalem ati gue "Gile nih orang, masih aja buka ye. Lagian, masih jaman ya nyewa-nyewa VCD kaya gini? Kan streaming lebih gampang" gitu.


1. Ultra ( Jl. HOS Cokroaminoto No.10 )

Letaknya di Mlati, pasti kalian udah ngga asing dengan empat rental VCD ini. Kebetulan rental ini masih buka dan gue nggak nyangka. 
Rental ini berdiri sejak 10 tahun yang lalu, banyak film-film lama di sini. Di dalamnya menurut gue sih agak berantakan karena tempatnya yang kecil dan karena tempat ini selalu update film terbaru, sehingga tempat untuk menaruh VCD yang baru belum ada dan terpaksa VCD yang lama hanya di taruh di kardus. Untuk film lama, kebanyakan dijual dengan harga yang sama unutk menyewanya yakni Rp4.000 untuk tiap VCD. Gue kebetulan ngga sempet mengambil gambar keadaan yang di dalem karena memang waktu itu gue ada acara jadi tergesa-gesa, kalau penasaran dateng aja ke sono!

Ultra masih memiliki sampul yang khas ala rental
  
2. Millenium ( Jl. Bhakti Gang Anggur ) 
Berlokasi di dalam gang, jadi patokan gampangnya adalah Hotel Proliman ke Timur lalu ada tempat prakter Dokter Khrisna, nah sebelah rumah praktiknya itu ada gang dan masuk sekitar 100 meter ke Utara. Millenium adalah tempat penyewaan rental VCD langganan gue waktu kecil. Ke sini hampir setiap minggu karena waktu itu gue suka nonton film terutama film balap dan animasi. 
Kebetulan waktu itu gue ketemu langsung sama yang empunya tempat dan sedikit berbinvang-bincang. Beliau bilang sudah 11 tahun dia membuka toko rental VCD ini, dan sampai sekarang masih ada yang menyewa VCD walaupun tidak seramai dulu. Tapi salut!

Biaya rental VCD di Millenium, harganya nggak berubah!

Kondisi Millenium sekarang, masih sama!

Dengan kemudahan akses internet, sekarang nonton film jadi lebih mudah. Nggak perlu repot bikin member segala macem udah bisa muter film, cuman modal kuota apa wifi. Yakan? Dan kebetulan di Kudus setelah hadirnya Cineplex, anak-anak muda Kudus malah lebih sering nonotn di bioskop sih. Mungkin faktor yang membuat sepinya rental VCD di Kudus ya itu yang udah gue jelasin tadi sih. Harapannya, buat abang-abang yang masih membuka rentalan VCDnya, kalau bisa ya beralih ke digital. Maksudnya bikin website atau blog yang memudahkan orang untuk mengakses film yang original dan tentunya harus update. Gimana menurut kalian?


Kamis, 30 Maret 2017

Interview Dengan Owner "Bali Swalayan"

Tulisan gue ini sebenrnya tugas kuliah sih, tapi pengen gue share. Ini adalah pengalamn gue wawancara sama owner sebuah mall. Agak dag dig dug sih di awal, tapi gue selalu santai. Semoga bermanfaat, cheers!



Hari Kamis, 30 Maret 2017 kami melakukan sesi wawancara dengan anak dari Pemilik Bali Swalayan. Bambang Suherman namanya. Beliau adalah anak dari owner yakni Budi Handoyo. Swalayan Bali cikal bakalnya berawal dari Pasar Johar tahun 1970, dengan nama Toko Bali. Kemudian berkembang dan pindah ke Pasar Ya’I Permai tahun 1980, lalu setelah itu pindah ke tempat yang sekarang dan menjadi tempat yang tetap sejak 15 Januari 1992. Nama “Bali Swalayan” awalnya waktu itu di era tahun 1970 Pulau Bali sangat terkenal dan nama Bali itu gampang, hanya terdiri dari 2 kata, jadi Budi Handoyo memberi nama tokonya “Toko Bali”  agar mudah diingat dan dikenal.
Barang yang dijual diawal berdirinya Swalayan Bali (waktu masih di Pasar Johar) adalah seprei, tas, handuk, shal, dan barang-barang tersebut masih dijual sampai sekarang. Factor tempat yang kecil ,membuat sang owner belum bisa berkembang dan hanya menjual barang-barang tersebut. Lalu setelah pindah ke Pasar Ya`I Permai Bali Swalayan sudah mulai bisa berkembang dan mengembangkan sedikit usahanya dengan menjual beberapa barang tambahan seperti dompet, koper, sabuk, lalu semakin banyak permintaan maka pindah lagi dan menetap di Jalan Gajah Mada Semarang  sampai saat ini.
Sang anak menjelaskan bahwa dia mengumpamakan Bali Swalayan ini adalah “Kancilnya Gajah”. Jadi, dalam era persainagn pasar moden seperti ini banyak bermunculan pembisnis-pembisnis besar. Pebisnis besar ini beliau ibaratkan “Gajah” (missal Hypermart, Paragon, Matahari,dll) , dan Bali Swalayan adalah “Kancil”-nya. Kancil dalam dongen adalah hewan yang cerdik, hewan yang pandai dan banyak akal. Beliau menjelaskan bahwa semua barang yang ada di dalam Bali Swalayan adalah barang yang dibeli sendiri, tidak ada sistem kontrak atau sistem sewa konter. Tidak menunggu sales suatu produk dating untuk menawari barang, tetapi langsung terjun ke tengkulak dan memilih sendiri barang yang akan dijual. Pembelian secara cash lebih banyak untungnya daripada beli dengan cicilan, karena dengan membeli cash beliau bisa meminta diskon yang cukup banyak untuk sekali transaksi. Kemudian dijual lagi dengan harga yang murah tetapi beliau tetap untung.
Bali swalayan terfokus menjual barang yang umum, tentu saja menyesuaikan target pasar dan menyesuaikan konsumen. Produk unggulan dari Bali Swalayan adalah tas, karena Bali Swalayan dari dulu terkenal dengan tasnya. Lalu produk unggulan selanjutnya adalah produk keramik seperti gift set, guci, dan coffe set. Barang yang lain hanya penunjang saja. Yang namanya usaha pasti keuntungan tidak stabil, itu yang dialami oleh Bali Swalayan. Ketika liburan atau momen tertentu penjualan menurun. Tetapi juga dalam momen tertentu penjualan di dalam Bali swalayan meningkat drastic.
Bali Swalaya saat ini memiliki 50 karyawan dengan 2 shift. Shift pagi-siang, siang-malam. Untuk mengelola karyawan, beliau mengadakan brifing setiap sebulan sekali, lalu sang owner juga selalu berada di dalam toko untuk mengawasi karyawan jadi ada interaksi dann ada keeratan antara karyawan dan beliau sang owner. Lebih dekat dengan pelanggan juga. Dengan cara seperti ini, karyawan akan lebih melayani dengan sepenuh hati. Bali Swalayan tidak menggunakan jasa marketing, managing, atau yang lainnya. Beliaulah yang mengatur semuanya dari mengatur karyawan, keuangan, barang, dan yang laiinya, tentunya dibantu keluarga dan kerabat. Selain menjual barang retail/satuan, Bali Swalayan juga melayani untuk penjualan skala besar/ partai.
Di akhir wawancara kami, beliau berkata , “Yang tekun. Tekun untuk selalu berusaha. Jangan patah semangat dan harus selalu memikirkan keuangan.” Beliau menekankan untuk selalu memikirkan keuangan karena jika pengelolaan uangnya baik, maka akan baik pula income yang kita dapat, dan beliau berpesan juga agar selalu berhemat dan menabung.

Banyak sekali pelajaran yang kami peroleh setelah mewawancarai beliau. Semoga apa yang kami peroleh dari sesi wawancara ini bisa kami terapkan saat ini atau dikemudian hari.


Owner Bali Swalayan, Bambang Suherman (Tengah)